Sabtu, 31 Juli 2010

Pilih mana

Ketika dipilihkan kepada kita :

"Mau sebatang coklat atau sebatang emas?"

Mungkin jika kita adalah seorang anak kecil berusia kurang lebih lima tahun, yang di pipi kananya terdapat banyak kerak sisa ingus yang lama tidak diusap, yang kalau menangis baru diam kalau diberi uang seribu rupiah, yang jika menggambar hanya suka menggambar gunung dan sawah, maka kita akan memilih sebatang coklat.

Tapi jika kita merasa sudah menjadi seorang dewasa, yang kreditan motornya tiga bulan masih menunggak, yang sedang dirongrong orang tua pacarnya untuk segera menikahkan anaknya, yang sisa gajinya di dompet tinggal sembilan ribu rupiah, padahal masih ada sebelas hari lagi yang harus dijalani di bulan ini, sudah tentu kita akan memilih sebatang emas.

Hidup ini memang sudah diskenariokan untuk selalu memilih. dan kita sering kali terjebak pada pilihan-pilihan yang sulit

Kerap kali kita, termasuk saya, menentukan pilihan dalam hidup ini seperti anak kecil. yaitu lebih memilih sebatang coklat, yang hanya enak di mulut sesaat, yang hanya bikin sariawan, ketimbang memilih sebatang emas yang nyata-nyata jika dijual dapat membeli puluhan coklat.

Coklat bisa diibaratkan sebagai dunia dan segala godaannya. Dia sangat manis. Kemasannya pun menarik. Hampir setiap orang menyukai coklat. dan hampir setiap coklat disukai orang, sepert kata Marina sirtis: " I Never Meet A chocolate i didn't like." (kutipan ini saya lihat di salah satu dinding supermarket kem chicks). ya, memang coklat itu sungguh menarik, saya pun suka coklat. selain memiliki berbagai manfaat seperti : menghilangkan stres, memberikan rasa nyaman, menghibur, menghilangkan lapar (bagi sebagian orang), coklat juga dapat dipakai sebagai ungkapan rasa kasih sayang. dan selain itu harganya pun terjangkau dan memiliki beragam rasa.

Namun jika dikonsumsi berlebihan. coklat akan lebih besar bahayanya, terutama bagi kesahatan. Selain membuat kita sariawan.coklat yang mengandung lemak dan gula yang merupakan musuh bagi jantung dan pembuluh darah.

Adapun kehidupan setelah mati itu umpama emas. Memang ia tidak dapat dinikmati langsung, namun jika kita pandai mengolahnya, atau kita jual pada penaksir emas, maka kita akan mendapatkan manfaat yang sangat besar berupa uang, dan kita akan bahagia karenanya. Dengan memilik emas,kita bisa membeli sebuah rumah,mobil, perhiasan lain, apartemen, sepeda motor, jeans, piyama, beras, terigu, cokelat, sambal dan sebagainya. Dengan memilik emas kita bisa pula berlibur ke taman safari, pergi haji, ke bali, bayar kuliah, beli blackberry,  teraktir makan di kantek, kencan sama pacar, godain doli (ini nama temen saya di kampus. Hhehe), dan sebagainya.

Namun, kadang kita sebagai manusia bersela sangat rendah. Terkadang otak kita masih seperti anak kecil yang tidak tahu selera yang baik.  Kita masih saja mementingkan, memprioritaskan kehidupan kita untuk sekedar mendapatkan hal-hal yang bersifat duniawiah, padahal dunia jelas sifatnya sangat singkat, dia hanya memberikan kepada kita kebahagiaan sesaat, seperti coklat hanya manis sampai coklat itu habis. Padahal Allah Tuhan Yang Maha Baik telah menunjukan, telah mendeskripsikan kepada kita tentang jalan untuk mendapatkan emas berbatang-batang, berkarat-karat, yang jika dijual, jangankan sebatang cokelat, supermarketnya pun dapat dibeli.

Semoga bermanfaat.

#Terinspirasi dari ceramah K.H Amir hamzah, pada pengajian rutin setiap malam jumat di pesantrennya, Daarul Ishlah.

Kamis, 15 Juli 2010

Lagu Hari Ini

Iwan Fals - 15 Juli 1996



Kalau kau datang
Hatiku senang
Berbunga bunga

Bulan dan bintang
Terangi malam
Sehabis hujan

Saling bicara
Tukar cerita
Berbagi rasa

Aku disini
Tetap di tepi
Masih bernyanyi

Dunia sedang dilanda kalut
Alam semesta seperti merintih
Kau dengarkah?

Aku tak bisa
Untuk tak peduli
Hati tersiksa

Aku bersumpah
Untuk berbuat
Yang aku bisa

Harus ada yang dikerjakan
Agar kehidupan berjalan wajar
Hidup hanya sekali wahai kawan
Aku tak mau mati dalam keraguan

Kalau kau datang

Minggu, 11 Juli 2010

Fatimah Kecil yang Menggembirakan

Kalau kau bertingkah seperti hari ini selalu

aku curiga
kepada penjaga-penjaga istana yang galak itu
mereka pasti akan memperbolehkan siapa pun masuk ke rumah kuasa, bergembira

dan besok aku akan temukan rakyat Timur Tengah membuang senapan mereka

anak-anak Amerika berendam air panas
bersama