Jumat, 24 Desember 2010

Seorang arsitektur

Sebuah kisah, ada seorang arsitek yang bekerja di suatu perusahaan .

Setelah bertahun-tahun mengabdi pada perusahaan tersebut, si arsitek karena sudah berusia cukup tua berencana untuk pensiun. Namun karena dedikasi si arsitek tersebut kepada perusahaan amatlah tinggi dan posisinya sangat penting di perusahaan tersebut, si manajer perusahaan tidak mengizinkannya untuk pensiun.

Si Arsitek bersikeras untuk tetap pensiun. Karena ia merasa sudah saatnya untuk pensiun. mengingat usianya yang sudah lanjut, dan ingin segera manghabisi sisa hidupnya.

Akhirnya setelah berkali-kali membujuk si manajer, Si arsitek pun mendapatkan izin untuk pensiun, dengan syarat ia harus mengerjakan proyek istimewa yang diberikan oleh manajer.

Proyek istimewa tersebut adalah ia harus merancang sebuah bangunan rumah di atas tanah seluas 500m2 dengan dana yang akan disediakan oleh perusahaan. Jangka waktu yang ditentukan adalah empat bulan lamanya.

"Baiklah saya akan mengerjakan proyek tersebut. Bahkan saya akan mengerjakannya hanya dalam waktu 2 bulan saja." Ucap si arsitek tersebut.

Akhirnya si arsitek tersebut pun mulai mengerjakan proyek tersebut.

Ia membuat bangunannya hanya seluas seratus meter. Sisanya hanya ia biarkan saja menjadi halaman kosong.

"Untuk meminimal dana!" Pikirnya.

Bahan material bangunan tersebut ia gunakan yang kualitas tiganya. Karena ia pikir proyek ini haruslah dibuat seminimal mungkin biayanya. Agar perusahaan tidak banyak keluar dana. Perancangan keseluruhannya pun bisa terbilang biasa saja. Hanya dikerjakan "sejadinya'.

"Toh, ini hanya proyek biasa saja. Bukan proyek istimewa seperti yang dikatakan. Hanya membangun rumah sederhana saja." pikirnya.

Akhirnya dua bulan kemudian, rumah tersebut pun jadi. dari luar bangunan rumah tersebut memang terlihat sangat istimewa. Namun bahan-bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan kualitas rendah. Bukan kualitas yang bagus.

Ia pun melapor kepada menajer perusahaannya bahwa ia telah memyelesaikan pekerjaan yang disebut "Proyek Istimewa" tersebut. Dan ia memohon diri untuk segera pensiun dan berhenti bekera.

"Baiklah kamu boleh pensiun. Dan hari ini kita akan mengadaan acara pelepasan kamu bersama seluruh staf dan karyawan di perusahaan ini." Ucap si manajer.

Akhirnya berkumpulah seluruh staf dan karyawan perusahaan tersebut di sebuah ruangan untuk mengadakan pelepasan si arsitek yang ingin pensiun itu.

"Saudara-saudara sekalian, hari ini arsitek senior kita ini akan pensiun. Sebagai penghormatan perusahan atas jasa dan dedikasinya, maka kami memberikan hadiah sebuah rumah yang baru saja ia dirikan."

Seluruh hadirin pun bertepuk tangan. Namun si arsitek terbengong-bengong mendengar pernyataan manajernya itu.

"Kalau saja saya lebih lama mengerjakan proyek pembangunan rumah tersebut.....

Kalau saja saya membuat rumah tersebut lebih bagus lagi....

Kalau saja bahan bagunan yang saya gunakan adalah bahan-bahan kualitas terbaik....

Kalau saja saya mendirikan bangunan rumahnya lebih besar lagi....

Kalau saja saya .....

Kalau saja ......

Kalau saja....."

Begitulah kehidupan di dunia ini. Hakikatnya apapun yang kita lakukan, apa yang kita kerjakan, apa yang kita berikan akan kembali ke diri kita sendiri. Semuanya akan bermanfaat dan berikan manfaat kepada diri kita sendiri kelak. begitu pula dengan keburukan yang kita kerjakan .

Semoga bermanfaat . :)


Untuk arsitektur kasih sayangku .
Kau di hatiku, di rasa sesalku, di doaku, selamanya ...
Malam sabtu, 24 Desember 2010..

Rabu, 22 Desember 2010

Catatan seorang anak yang kurang ajar

Jangankan berkorban, berani mati pun rela kau lakukan .
Balas budi tak pernah kau harapkan, hanya memberi tanpa meminta kembalian .

Setiap malam doamu mengalir diatara pipi-pipi tuamu. Mengharapkan perlindungan, pengampunan, kasih sayang, dan segala hal-hal yang terbaik untukku dan anak-anakmu.
Padahal ketika itu aku sudah lelap tertidur, atau bahkan masih sibuk dengan dunia yang entah apakah ada harapan untuk kuberikan.

Kau bahkan hanya tertidur tak lebih dari empat jam sehari semalam.

Pagi hari ketika entah aku berada di mimpi mana, setelah puas bersujud merayakan syukurmu, kau siapkan segala sesuatu untukku.
Airku. Nafasku. Sandangku. Rodaku. Bahkan kau siapkan diriku.

Kau selalu saja marah jika aku tidak segera berterimakasih kepada-Nya di sela pagi-pagi yag teramat malas merajalela.
Saat itu kau tak ubahnya seorang penguasa digdaya yang siap saja memporak-porandakan siapa saja yang tak patuh, tak setia.

Namun hanya saat itu.

Setelah itu, sifat ibumu kembali membelai halus di setiap nadiku. Di sepanjang hariku.

"Tidurlah! Akan kubangunkan kau seperlumu." Setulus ucapmu.

Tak hiraukan hanya kau seorang diri yang menghadapi pekerjaan berat seorang nahkoda rumah tangga yang siap melabuhkan kapal keluarga ini menerjang setiap keganasan arus kehidupan. Tujuanmu bahagia senua awak kapal ini dan selamat sampai tujuan mereka. Itu saja.

Hari-hari berat. Pekerjaan berat. Dengan nafas berat, tubuh berat, namun hati teramat lapang. Ikhlas bukan buatan.

"Bangunlah! Semua telah tersedia untukmu. Kau segera berangkat?" Sangat lembut apa yang telah keluar dari kedua bibir sucimu.

Namun aku merasa terlambat. Aku malah menyalahkan.

Dalam terburu-buru aku hampir selalu melupakan hidangan indahmu yang selalu kau siapkan untukku. Selalu. Padahal kau pun selalu tahu, hidangan itu selalu dan selalu kutinggal tanpa tersentuh.

Mungkin ketika itu kau berusaha memaklumiku.

Kau pun kembali berusaha untuk meghidangkan yang lain untuk menyambut kepulanganku. Namun yang kau dapat hanya kekecewaan. Aku pulang selalu bersama perut kenyang. Sulit untuk memaksakan merasakan masakan yang kau siapkan. Dan kau pun memang tidak pernah memaksakan.

Aku selalu berharap kau mau memaafkan aku!

Maafkanlah anakmu yang selalu membuatmu menunggu. Bahkan menunggu apa yang seharusnya tak perlu kau tunggu. Bahkan menunggu apa yang sebenarnya memang tak mau kau tunggu. Tapi kau tetap menunggu.

Maafkanlah aku yang selalu membuatmu malu. Malu kepada setiap prestasi anak tetangga yang selalu menjadi buah bibir disela percakapan pagi teman-temanmu pada penjual sayuran itu.

Maafkanlah setiap kebohonganku yang selalu kuucapkan hanya demi memberikan kebahagian semu kepadamu.

Maafkanlah kebodohanku yang sering kali tega memperkosa kewarasanmu.

Maafkanlah aku ......

Maafkanlah atas sepimu yang hanya bisa kuberikan. Atas waktu yang selalu terbuang bukan kepadamu.

Maafkan atas doaku untukmu yang sangat sulit untuk dikabulkan.

Maafkan atas inginmu yang sukar untuk aku perhatikan .

Maafkan atas maaf yang hanya bisa kuucapkan.



Di satu hari yang spesial hanya untukmu :

Siti Rahmani bin H. Yakub Hasbie.

Mungkin dulu ia adalah orang yang paling sukacita di dunia karena berhasil memilikimu.


Minggu, 12 Desember 2010

Dikejar Anjing

Hari minggu pagi, sangat pagi.

Pukul enam kurang. Saya berlari-lari kecil, istilah trennya joging. Sendiri. Kegiatan ini memang sering saya lakukan akhir-akhir ini, mengingat saya mulai aktif lagi bergabung dengan tim sepak bola kampung saya. Jadi untuk menjaga stamina agar tetap prima ketika latihan, saya mesti banyak-banyak lari pagi di pagi hari. karena kata orang-orang, lari pagi itu dapat meningkatkan stamina kita dua kali lipat. Selain itu, lari pagi juga cara termurah untuk mengisi hari-hari saya dengan kegiatan berolah raga.

Trek yang saya tempuh tidak jauh, kira-kira sekitar dua kilometerlah jaraknya. Saya hanya mengitari sebuah komplek di dekat rumah saya. Alasan saya memilih tempat ini, karena tempat ini memang memiliki banyak alasan untuk di gunakan sebagai tempat untuk berolah raga di pagi hari. Saya rasa sudah cukup jelas.

Selang beberapa waktu kemudian, ketika saya asyik beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang, saya melihat peristiwa yang cukup menggelikan: seseorang sedang lari tunggang-langgang ketakutan, di belakangnya seekor anjing tipe anjing Basenji nafsu mengejar. Ekspresi wajah korban pengejaran tanpa alasan  itu sangat menggelikan. Sangat ketakutan.

Akhirnya setelah peristiwa pengejaran itu cukup lama berlangsung, si anjing pun akhirnya dapat dijinakan oleh sang majikan. Dan pada saat itu saya mendapatkan sebuah pelajaran.

Mungkin banyak dari kita pernah punya pengalaman pahit dikejar anjing, atau minimal digonggong anjing. Anjing memang merupakan makhluk yang selalu curiga. Ia akan selalu menyerang orang yang dianggapnya asing dan dikiranya mengancam. Efek najis yang akan ditimbulkan jika bersentuhan, serta resiko penyakit yang akan ditularkan jika terkena gigitannya, menjadi alasan banyak orang untuk takut sama anjing.

Dan ketika kita sedang terancam akan dikejar seekor anjing, kita mempunyai dua pilihan cara untuk menghindarinya: mengambil batu lalu melempari anjing itu dengan batu tersebut atau lari sekencang-kencangnya.

Umpamanya kita memilih cara dengan mengambil batu dan bersiap untuk melempari anjing itu saat ia akan mengejar kita. Dengan harapan anjing itu akan takut ketika kita menghajarnya dengan batu-batu yang kita lempari. Namun sayang, kita bukanlah atlet pelempar jauh ataupun atlet tolak peluru. lemparan kita tidak kuat dan tidak tepat sasaran. Anjing itu pun makin kalap mengejar-ngejar kita. Akhirnya kita terpaksa mengambil cara kedua: lari sekencang-kencangnya. Sejauh-jauhnya.

Sialnya lagi, bahwa ternyata anjing yang mengejar kita itu tipe anjing working seperti Dobermann, Siberian Husky, German Shepred, atau sejenisnya. Anjing-anjing itu merupakan anjing bertubuh besar dan berstamina sangat luar biasa. Larinya secepat kereta Sembrani di malam hari. Dan kita bukanlah pelari capat seperti Ivory Williams, Gareth Bale, ataupun Edi Tansil sehingga kita tak berhasil mehindari anjing yang sedang kalap itu. Akhirnya kita berhasil tertangkap dan habis di gigiti olehnya.

Padahal, di samping dua cara tersebut, ada satu cara yang paling ampuh untuk menghindar ketika kita dikejar anjing. Kita hanya butuh memanggil sang pemilik anjing tersebut untuk menenangkan anjingnya agar ia tidak lagi mengejar kita. Karena , seberingas apapun seekor anjing, ia akan tunduk dan patuh dengan majikannya. Belum ada kan berita tentang seekor anjing mengigit majikannya sendiri? Kalau ada, silahkan beritahu saya dan Anda boleh menjitak kepala saya. :)

Jadi, jika dikaitkan dengan kehidupan yang sedang kita jalani ini, tentunya peristiwa dikejar anjing itu bisa kita jadikan pelajaran dalam mengatasi setiap masalah yang datang menghampiri. Banyak cara untuk mengatasi setiap masalah yang kita hadapi. Namun semua cara-cara tersebut tidak dapat menjamin secara pasti akan mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. Cara yang terbaik adalah dengan menyerahkan setiap masalah kepada yang punya sekaligus yang menciptakan masalah tersebut. Kita hanya butuh memanggilnya, memohon kepadanya untuk membantu kita mengatasinya. Tak sulit kan?

Seraya bersyukur atas segala karunia-Nya yang masih boleh saya cicipi sampai hari ini, saya juga berterimakasih kepada-Nya atas hidayah yang diberikan melalui seekor anjing di pagi yang amat sempurna ini.


"Sujudku...
pun takkan memuaskan inginku
untuk hanturkan sembah sedalam kalbu.
Adapun kusembahkan syukurku pada-Mu, ya Allah
untuk nama, harta, dan keluarga yang mencinta
dan perjalanan yang sejauh ini tertempa
Alhamdulillah ...
Pilihan dan kesempatan
yang membuat hamba mengerti
lebih baik tentang makna diri
semua lebih berarti akan mudah dihayati
Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah..."

-Dian Sastrowardoyo

Senin, 29 November 2010

Hutang

"Sekarang tanggal berapa?"
"29"
"Yaudah gue janji, awal bulan gue gantinya."
"Dua hari lagi dong?"
"Iya. Emang kenapa?"
"Duit darimana?"
"Ga tau dah. Dari Tuhan mungkin."
"Yah Tuhan kok diharepin.."
"Astagfirullohaladzim!"
"Loh, kenapa?"
"Gak baik ngomong gitu."
"Lah, emang kayak gitu kan?"
"Terserah!"
"Terus, gimana?"
"Iya nanti gue cariin uangnya."
"Cari di mana ?"
"Di koran."
"Serius!"
"Yauda sih, bawel bener!"
"Yaa masalahnya gue juga butuh uangnya."
"Iya tanggal satu gue gantiin!"
"Kenapa tanggal satu?"
"Yauda tanggal sepuluh deh."
"Tanggal satu aja!
"Ya elu sih bawel!"
"Ya elu aneh."
"Aneh?"
"Ya."
"Aneh?"
"Janji tanggal satu ya ganti? awas kalo engga lagi."
"Insya Allah."
"Kalo engga?"
"Kalo engga, ya besoknya mungkin."
"Tuh kan, tar-sok tar-sok melulu."
"Yauda ah"
"Tanggal satu ya??."
"Iya."
"Awas lu kalo engga."
"he.eh"
"Besok gue ke sini lagi pokoknya."
"Kok besok?"
"Ingetin aja, warning."
"Aduuuhhh."
"Uda ah gue cabut."
"Gih sana!"
"Jangan lupa tanggal satu!"
"Anjj....."

Itulah tidak enaknya punya hutang. Bikin hidup jadi sangat tidak nyaman ternyata. Waktu minjemnya sih enak, tapi pas ditagih, rasanya lebih ga enak dari makan pare. Padahal cuma utang setengah juta, pusingnya bikin ga enak makan ge enak pacaran.

Padahal dulu ayah saya sering kali mengingatkan, bahasa pepatahnya gini: "Janganlah sekali-kali kau berhutang. Karena ia akan membuatmu resah di malam hari, dan merasa terhina di siang hari."

Ternyata benar, punya hutang itu lebih ga nyaman daripada punya pacar yang doyan selingkuh. bawaannya was-was melulu, kebawa pikiran kemana-mana. Tapi saya bingung, gimana rasanya ya kalo punya hutang se'ehek-ehek' kayak negara kita ini? Itu orang-orang yang ngurusin ini negara kira-kira pusingnya kayak apa ya mikirin utang-utang negara yang ga kebayar-bayar dari dulu? Ga tau lah, dan saya juga ga mau tau. Yang saya tahu saya punya hutang dan saya sangat merasa terbebani. (Huuufffffffff..) :)

Sambil mikirin bagaimana membayar hutang saya ke teman saya yang jatuh tempo dua hari lagi itu, saya pun bikin tulisan ini. Saya merasa juga berhutang sama blog super berantakan kepunyaan saya ini. Udah sebulan lebih ga posting-posting. Selain habis dialihfungsikan sebagai media untuk mengiklankan rumah kontrakan abang saya, saya juga akhir-akhir ini banyak banget kegiatan. Padahal banyak banget yang pingin saya posting dari kemarin-kemarin tentang hal-hal menarik yang telah saya lalui di dua bulan belakang ini.

Setelah ini saya mau berdoa sama Allah, supaya hutang saya dibayarin sama Doi.
Semoga aja Allah mau bayarin. Udah mepet nih ya Allah, kagak tau lagi harus minta sama siapa. Minta sama nyokap or keluarga malu. Mau minjem duit orang lagi, engga deh. Masa gali lubang tutup lubang? Ibu pertiwi banget. Lagian udah kapok dah minjem-menjem duit sama orang lagi. Puseng minta ampun.

Makanya, bayarin ya, ya Allah.. Engkau kan MahaBaik. Maha Kaya lagi.
Transfer ya ke rekening saya, kalo bisa lebihin dikit buat jajan. Hehe .
Amiiiiiin .....

Hampir jam dua belas.
Rumah saya.



Jumat, 22 Oktober 2010

DIKONTRAKAN TEMPAT USAHA DI JAKARTA SELATAN


DIKONTRAKAN TEMPAT USAHA  DI JAKARTA SELATAN :

TERLETAK DI JALAN BUNCIT RAYA KALIBATA PULO, JAKARTA SELATAN.

TEMPAT SANGAT STRATEGIS.

SANGAT COCOK UNTUK USAHA APA SAJA : SANGAT COCOK UNTUK USAHA RUMAH MAKAN , FRANCHISE, RUANG KANTOR, SUPER MARKET DAN SEBAGAINYA.

LUAS BANGUNAN +100M2 (DUA lANTAI)
HALAMAN PARKIR
SALURAN AIR LANCAR
DI TEMPAT YANG SANGAT STRATEGIS DAN MENGUNTUNGKAN

BERIKUT INI FOTO-FOTO BANGUNANNYA :


Belakang



Depan



Ruangan Bawah




LANTAI ATAS



Info Lebih lanjut Hubungi : 085693194951

Sabtu, 16 Oktober 2010

Ketika dihadapi sebuah masalah besar, 

seharusnya kita tidak lagi berteriak :

"Tuhan, Aku punya masalah besar!", 

 tapi coba katakan dengan yakin :

"Masalah besar, aku punya Tuhan Yang Maha Besar!"

Jumat, 24 September 2010

Hari ulang tahun Anda!

Di facebook banyak yang mengucapkan selamat kepada saya.

Doa-doa dan harapan juga mereka panjatkan. Semoga dikabulkan.
Hanphone saya juga tidak kalah ramai, tengah malam tadi saja sudah ada tiga orang yang mengirimkan sms selamat ulang tahun kepada saya, temasuk salah satunya adalah dia.
Ah, dia itu hebat sekali rupanya. Sangat perhati, dan sangat setia. Selalu membuat saya bangga .

Ini sangat fantastis buat saya, setidaknya saya bahagia.
Hari ini tepat dua puluh tahun usia yang telah saya jalani dengan bahagia. Sisanya berapa ? saya tidak pernah tahu. Tapi saya terus berharap, dalam doa , agar dikasih umur panjang sama Allah Subhanahu wataala. Amiiin ...

Seraya syukur tanpa henti-hentinya, dan harapan yang tak habis-habisnya.
namun satu yang utama, membahagiakan satu orang tua saya saja ya Allah, saya sudah cukup puas.  Sungguh.


"..... Rasanya baru kemarin saya menjadi bayi lucu , riang dan menggemaskan . Tidak terasa sekarang sudah menjadi pria dewasa norak , murung , dan menyebalkan .
Mau atau pun tidak , saya harus terima kenyataan bahwa umur saya sudah dua puluh tahun sekarang .
Artinya , masa depan itu kini semakin dekat saja ."







Yang berbahagia,



Imam Tanthowie

Jumat, 17 September 2010

September dan Kebersamaan

Suatu waktu, keponakan saya yang teramat sangat bawel meminta saya untuk menceritakannya sebuah cerita. Karena kehabisan stok cerita menarik untuk anak-anak, akhirnya saya memutuskan untuk bercerita tentang sebuah cerita lama yang sangat garing dan tidak jelas serta tidak habis-habis.

Begini ceritanya :

Ada seorang nenek tua yang tinggal di sebuah gubuk tua. Ia hanya tinggal bersama seorang cucunya yang masih sangat kecil. Pada suatu malam, hujan turun sangat derasnya, angin bertiup sangat kencang dan hampir merobohkan gubuk tua milik nenek tua itu. Petir sambar menyambar membuat malam itu semakin mencekam. Cucu nenek pun ketakutan, lalu mengumpat ke dalam pelukan si nenek sambil menangis. Si nenek berusaha menenangkan cucu kesayangannya itu dan menyuruh cucunya itu untuk tidur Namun si cucu tidak dapat tidur karena takut. Akhirnya si nenek yang baik hati pun membacakan sebuah cerita kepada cucucnya tersebut agar cucu tersebut dapat tertidur.

Nenek itu bercerita begini :




Ada seorang nenek tua yang tinggal di sebuah gubuk tua. Ia hanya tinggal bersama seorang cucunya yang masih sangat kecil. Pada suatu malam, hujan turun sangat derasnya, angin bertiup sangat kencang dan hampir merobohkan gubuk tua milik nenek tua itu. Petir sambar menyambar membuat malam itu semakin mencekam. Cucu nenek pun ketakutan, lalu mengumpat ke dalam pelukan si nenek sambil menangis. Si nenek berusaha menenangkan cucu kesayangannya itu dan menyuruh cucunya itu untuk tidur Namun si cucu tidak dapat tidur karena takut. Akhirnya si nenek yang baik hati pun membacakan sebuah cerita kepada cucucnya tersebut agar cucu tersebut dapat tertidur.

Nenek itu bercerita begini :




Ada seorang nenek tua yang tinggal di sebuah gubuk tua. Ia hanya tinggal bersama seorang cucunya yang masih sangat kecil. Pada suatu malam, hujan turun sangat derasnya, angin bertiup sangat kencang dan hampir merobohkan gubuk tua milik nenek tua itu. Petir sambar menyambar membuat malam itu semakin mencekam. Cucu nenek pun ketakutan, lalu mengumpat ke dalam pelukan si nenek sambil menangis. Si nenek berusaha menenangkan cucu kesayangannya itu dan menyuruh cucunya itu untuk tidur Namun si cucu tidak dapat tidur karena takut. Akhirnya si nenek yang baik hati pun membacakan sebuah cerita kepada cucucnya tersebut agar cucu tersebut dapat tertidur.

Nenek itu bercerita begini :

Ada seorang nenek tua yang tinggal di sebuah gubuk tua. Ia hanya tinggal bersama seorang cucunya yang masih sangat kecil. Pada suatu malam, hujan turun sangat derasnya, angin bertiup sangat kencang dan hampir merobohkan gubuk tua milik nenek tua itu. Petir sambar menyambar membuat malam itu semakin mencekam. Cucu nenek pun ketakutan, lalu mengumpat ke dalam pelukan si nenek sambil menangis. Si nenek berusaha menenangkan cucu kesayangannya itu dan menyuruh cucunya itu untuk tidur Namun si cucu tidak dapat tidur karena takut. Akhirnya si nenek yang baik hati pun membacakan sebuah cerita kepada cucucnya tersebut agar cucu tersebut dapat tertidur.

Nenek itu bercerita begini :

(Kemudian, mungkin karena bosan keponakan saya pergi meninggalkan saya sambil mengomel. Saya hanya tersenyum.)

:Hangatnya malam itu, 15 September 2010:
=)

Rabu, 01 September 2010

Perjalanan (mimpi) ke Bali

Sepulang saya dari perjalanan yang hebat itu, sebenernya saya sudah sangat ingin segera mempostingnya di blog ini, tapi baru sekarang saya sempat mengerjakannya. Maklum, akhir-akhir ini saya sering sok sibuk.

Baiklah, saya mulai dari pernyataan saya bahwa : Dulu, Ke bali adalah MIMPI BUAT SAYA!

Ya. Mimpi. Bali itu jauh dan mahal. Orang bilang harus naik pesawat. Kalaupun lewat darat, itu pun jauh dan sama beratnya ongkos jika naik pesawat, lagipula lama di perjalanan dan sangat melelahkan. Dan tahu sendirilah biaya pesawat sangat mahal. Saya tidak akan mampu dan saya akan dimaki-maki oleh orang tua saya jika serta-merta minta uang dalam jumlah besar hanya untuk liburan ke pulau dewata itu. Sangat egois lagipula.

Namun, beranjak dewasa dan semakin dewasa, mimpi itu kian menghantui saya. Saya sangat ingin ke Bali. Begitu kata bayi dalam perut saya. Alah! Tidak. Bukan karena saya sedang mengidam. Tetapi ya memang saya ingin menjajal untuk mengunjungi pulau suci nan eksotis itu. Ingin merasakan kemewahannya. Keluhurannya. Kesakralannya. Keanggunan panoramanya. Dan lainnya.

Akhirnya mimpi itu terwujud. Dream’s come true.

Benar apa kata Arai dalam Sang Pemimpinya Andrea: “Bermimpilah! Maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita”

Setelah lama bermimpi, kini saya telah terbangun untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Setelah hampir setahun berjibaku kerja keras bersama-sama, akhirnya saya dan teman-teman saya berangkat untuk bertualang ke pulau Bali.

Hari itu hari senin, tanggal 12 juli 2010. Saya bersama rombongan sejumlah enam orang (terdiri dari Saya, Aditya PP, Marlin, Gunawan, Rian dan Kake’) naik kereta ekonomi GAYA BARU MALAM dengan harga tiket Rp.35.000,- yang berangkat dari satsiun kota. Kereta ini bergerak meninggalkan Jakarta pada pukul 12.00 WIB, entah setelah melalui berapa stasiun, dan akan sampai di stasiun Surabaya gubeng pada pukul 2.30 WIB, selasa paginya.

Singkat cerita, kami telah berada di dalam kereta yang penuh sesak oleh manusia-manusia bau keringat namun sabar. Berada di gerbong paling depan membuat telinga nyaris tuli akibat suara bising mesin kereta kelewat bising terdengar.

Saya banyak belajar di dalam kereta tua yang sedang melakukan perjalanan mengantar kami ini. Di sini, terlihat manusia-manusia kecil yang pasrah, biasa, ikhlas, sabar, rela, sudah tua, mau pingsan, nahan pipis, lapar, sisa uang tinggal sedikit,  di kampung orang tua sakit. semua itu begitu jelas terceritakan di tiap gerbong demi gerbong kereta ini. Saya menganggapnya sebagai perpustakan ekspresi berjalan. Segala keadaan dan keterpaksaan yang membuat saya semakin merasa bersalah jika saya tidak mensyukuri apa yang saya miliki selama ini.

Stasiun Lempuyangan, pukul 23.10 WIB

Kami memutuskan untuk turun di Yogyakarta. Padahal seharusnya kami turun di tujuan terakhir kereta yang kami tumpangi itu stasiun gubeng di Surabaya, kemudian nyambung dari sana menuju stasiun Banyuwangi, lalu nyebarang dari pelabuhan ketapang, Banyuwangi menggunakan Ferry menuju gilimanuk, Bali . Namun menurut Kake’ (bukan nama asli) lebih baik turun di jogja, di situ lebih aman katanya. Akhirnya kami pun sepakat untuk turun di sana untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.






Kami pun turun di stasiun lempuyangan. Lalu naik angkutan (kebetulan waktu itu sudah malam jadi kami nyarter sebuah mobil yang si supirnya dengan seenaknya mengklaim mobilnya sebagai taksi.) menuju tempat makan lesehan terkenal yang tereletak di dekat jalan Malioboro. Kami turun di sana. Lalu memesan nasi kucing, kopi joss, dan aneka gorengan lainnya.





Capek, penat, gerah, lengket, bau, kantuk, tidak mengendurkan semangat kami. Setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kembali. Pukul 04.00 pagi kami berjalan menuju satasiun. Di perjalanan kami meyempatkan diri untuk berfoto-foto bersama kota jogja yang masih terkantuk-kantuk itu.






Pukul 09.00 pagi kereta kedua kami bergerak menuju Banyuwangi. Keputusan kami semalam untuk memilih turun di Jogja bukan di Surabaya memiliki keuntungan, karena ternyata satu-satunya kereta ekonomi yang menuju Banyuwangi berangkatnya dari jogja, stasiun Lempuyangan ini. Jadi, kami menaiki kereta yang sepi, dan bebas untuk memilih tempat duduk di mana pun yang kami inginkan.

Kira-kira pukul 23.00 WIB kami sampai di stasiun Banyuwangi. Kemudian berjalan kaki menuju pelabuhan Ketapang, berjarak kira-kira dua ratus meter, untuk melanjutkan penyebrangan menuju pelabuhan Gilimanuk dengan menggunakan Fery, harga tiketnya 6.000 perak. Setelah terapung-apung selama setengah jam diatas selat Bali, akhirnya kami pun menginjakkan kaki di Bali.





Kemudian, setelah menjalani pemeriksaan identitas, kami melanjutkan perjalanan kembali, menaiki sebuah bus yang berhasil kami twar dengan harga Rp.20.000,- per orang. Bus tersebut mengantar kami ke terminal ubung, Denpasar. Perjalanan memawakan waktu kira-kira 3-4 jam lamanya.

         Sampai terminal ubung, kira-kira pada hari rabu pukul 07.00 WITA, kami melanjutkan lagi perjalanan (lelah bukan main) kini menuju jalan poppies, Pantai Kuta. dengan mobil carteran seharga 80 ribuan kami pun sampai setelah lebih dari setengah jam menelusuri jalan di Denpasar.


          Akhirnya, kami pun sampai di poppies dan menginap di sebuah hotel bernama MAHENDRA dengan harga Rp 115.000,- per malam per kamar. karena ber enam kami menyewa dua kamar. lalu kami mandi dan istirahat, keesokannya siap bertualang menjelajahi tempat-tempat eksotis di Bali.

#selesai.


- menginap di  Hotel Mahendra 




- Monkey forest, Ubud
   *Tiket masuknya 20.000,-








- Taman ayun, Pura/Pure
   *Masuk tiga ribu perak






- Tanah Lot






- Pantai Sanur




- Garuda Wisnu Kencana




 
- Ulu Watu
 
 







- Belanja di joger dan agung Bali








Senin, 23 Agustus 2010

Siang. Halte. Cerita.

Cerita siang ini :
Di halte depan sebuah menara nan mewah, iseng saya bertanya pada bocah dekil bertampang lugu dan lucu,
"Kok ga ikut main sama mereka?" (menunjuk ke tiga orang anak usia 3-6 tahunan.)
"Aku puasa, om!" jawabnya polos.
"Emang mereka ga puasa?" godaku, ledekku.
"Kalau hari ini aku ngamen ga dapet uang, berarti mereka juga puasa." katanya sambil tersenyum, senyum tulus bukan buatan.
kemudian bocah itu menghampiri 'mereka' yang ternyata adalah adik-adiknya.
"Ah, anak sekecil itu!" sesalku.

Selasa, 17 Agustus 2010

Hari merdeka

Perayaan tujuh belas Agustus Tahun ini di kampungku tidak se-hore seperti pada tahun-tahun sebelumnya. maklum, karena pada tahun ini hari kemerdekaan yang biasa kita rayakan ini berbarengan dengan bulan puasa. Siapa yang mau lagi puasa disuruh ikutan lompat-lompat di dalam karung, makanin kerupuk, manjat batang beroli, dan sebagainya, dan sebagainya, bikin batal puasa bisa-bisa.

Namun, saya sebagai seorang yang nasionalisnya kadang-kadang, hari ini mencoba merayakan hari kemerdekaan ini dengan cara kecil saya, yaitu dengan menyanyikan lagu hari merdeka karya H. Mutahar (sampai sekarang saya ga tau H nya itu apa.)

Bersama tiga ekor keponakan saya yang nakalnyamintaampun, saya mulai melakukan perayaan kecil-kecilan  ini. Bertempat di kamar saya, dengan menggunakan alat musik seadanya: gendang, galon, sendok dan gelas. Keponakan saya yang paling tua saya amanatkan untuk memukul gendang. Lalu karena iri, adiknya mengambil galon dan menjadikannya sebagai gendang. Yang lebih kecil, ia seorang wanita, saya tugaskan memukul gelas dengan sendok. Sedangkan saya adalah Dirigen paduan suara.

Orchestra pun dimulai,

Tujuh belas agustus tahun empat lima

Itulah hari kemerdekaan kita

Hari merdeka nusa dan bangsa

Hari lahirnya bangsa Indonesia

Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka

Selama hayat masih di kandung badan
(Selama hayat masih di tanjung barat, begitu kalau menurut keponakan saya nomr dua, namun telah diprotes oleh adiknya)

Kita tetap setia tetap setia
(Serempak anak-anak konyol itu berbeda menyanyikannya, yaitu menjadi: KITA SEDIA, SEDIA, SEDIA)

Mempertahankan Indonesia

Kita tetap setia tetap setia

Membela negara kita

Setelah mengalami dua kali ulang, akhirnya acara menyanyikan lagu hari merdeka ini pun selesai. Saya telah sukses menanamkan sedikit rasa nasionalisme kepada keponakan saya yang nantinya adalah merupakan generasi kesekian yang akan meneruskan perjuangan.


 Setelah itu, keponakan saya yang paling kecil pergi ke dapur. Menghampiri ibunya, dan merengek haus, lalu membatalkan puasanya.

Rabu, 11 Agustus 2010

Puasa itu ...

Puasa itu sabar.

Puasa itu belajar .

Puasa itu ikhlas.

Puasa tidak boleh malas
     ...Dulu zaman nabi puasa tetap berperang...

Puasa itu sehat.

Puasa itu nikmat.

Puasa mengajarkan lapar
Puasa mendidik haus
Puasa menyadarkan
Puasa menyamaratakan
Puasa mengajak merasakan
Puasa membina memberikan

Puasa mencuci

Puasa bersih-bersih

Puasa itu puasa
         ...ketika siang hari, sangat panas,baru pulang, macet, haus
            itu puasa...

Puasa adalah disaat kita tidak boleh apa yang boleh

Puasa adalah disaat kita tidak pernah apa yang pernah

Puasa

Lalu apa ?

"Agar kamu bertaqwa."

Puasa semoga Allah kita setuju.

Selamat berpuasa!
1 Ramadhan 1431H